Wednesday, February 1, 2012

terima kasih buat cinta itu

Hari itu aku hanyalah sosok baru yang datang ke tempat yang baru dengan suasana baru dan kumpulan orang-orang baru. Semua benar-benar asing buatku. Bahkan sampai jemariku mengetik tulisan ini semuanya masih saja terasa asing. Aku dikelilingi oleh orang-orang baik, tapi bukan orang-orang yang aku ingini.
Katanya dia mulai tertarik padaku dari hari pertama kedatanganku. Katanya hari itu dia sangat beruntung karena mendapat senyuman dariku. Tapi, akupun tak pernah mengingat kapan pertama aku pernah melihat dia.
Beberapa hari berlalu ditempat itu, aku ternyata berada di sekeliling orang-orang yang ternyata sahabatnya. Dia sibuk menanya-nanyakan tentang aku pada teman-temannya. Ya, dia sangat sibuk sekali. Hampir tiap hari kulalui dengan lontaran salam-salam darinya yang dititip pada teman-temannya. Sampai kadang aku bosan hanya untuk mendengarnya.
Aku tidak tau dia dianugerahi kekuatan super tahan banting apa dari Tuhan, karena setiap kali pertanyaan yang mucul darinya hanya kujawab dengan kejutekan dan sikap-sikap yang menunjukkan ketidaktertarikanku sama sekali. Yang paling ku ingat, dia mengatakan kelahiran seorang aku adalah kejaiban dunia ke-8. Agak berlebihan memang kala itu, namun kalau diingat sekarang semuanya semakin manis.
Hampir setiap hari aku mendapat kata-kata baru darinya ntah itu pujian,rayuan, atau apalah. Tapi semua yang diucapkannya tentang diriku terdengar sangat tulus, terdengar beda dari yang biasa laki-laki absurd lainnya ucapkan.
Semakin hari dan semakin hari, aku masih tidak terlalu memperdulikan dia. Kadang aku hanya membalas sekedarnya, sekedar basa-basi. Dan lebih sering aku tidak membalasnya. Tapi dia, dia gak pernah nyerah, dia gak berubah..
Sehari tanpa dia menanyakan kabarku mulai terasa aneh bagiku. Mungkin karena aku tlah terbiasa dengan dia yang selalu hadir, sampai saat dia menghilang sebentar aku mulai menyadari keberadaan sosoknya. Ya, aku mulai merindukan perhatiannya yang terlihat tulus itu.
Dan aku tetap pada sikapku, acuh tak acuh. Tapi mulai agak berbeda, karena didalamnya ada rasa takut, takut kehilangan ketulusan itu. Semakin lama kami mulai agak dekat, dan semakin dekat. Sampai pada hari itu dia menghampiriku dan didepan orang-orang dia memintaku menjadi pacarnya. Aku rasa ini bukan waktu yang tepat, aku rasa semua terlalu cepat. Tapi aku tidak tega berkata tidak karena aku gak mau dia malu atau sakit hati didepan orang-orang. Aku gak mau nyakitin orang, karena aku paham benar bagaimana rasanya. Akhirnya yang terjadi, hubungan ini hanya bertahan beberapa hari, bahkan aku pun lupa hal itu. Ini tidak bertahan lama, karena aku tidak tahan berada dalam kepura-puraan, karena sampai saat itu hatiku sepenuhnya masih milik seseorang di masa lalu.
Sejak memutuskan pisah, kami benar-benar tidak ada kontak sama sekali. Mungkin hatinya yang baik itu terlalu tersakiti olehku.
Waktu terus berlalu, tapi kini beda, gak ada dia lagi. Semua itu emang akan sangat berarti saat kita sudah kehilangan, saat dia gak menemani kita lagi. Entah karena kami berdua sama-sama gak sanggup buat saling berjauhan, akhirnya perlahan-lahan kami mulai komunikasi, makin lama kami makin dekat kembali. Aku simpatik dengan semua pengorbanan dia, semua usaha-usaha dia buat menyenangkan aku, walaupun kadang itu tidak mudah buat dia..
Kita mulai jalan bersama, sampai akhirnya hari itu, 11 November 2011 11:11 dia gak habis-habisnya membuat aku merasa spesial. Dia gak pernah kehilangan cara untuk itu. Dihari itu semua dimulai, itu
benar-benar hari dimana aku merasa sangat spesial, smapai akhirnya aku bersama dia, setiap hari-hariku selalu terasa spesial.
Sikap aku yang selalu egois, kekanak-kanakan, suka marah-marah, cemburuan gak jelas, susah diatur, susah dibilangin, dan aku yang penyakitan. Dia merima semua kekuranganku itu dan bersamanya itu menjadi kesempurnaan. Dia tidak pernah sedikit pun meminta aku untuk merubah itu semua, bahkan dia tidak pernah mempermasalahkannya. Setiap dia menatap aku selalu penuh cinta, saat aku yang salah malah dia yang minta maaf. Dia selalu memprioritaskan aku, dia gak pernah marah sedikit pun apa pun hal bodoh yang aku lakukan. Dia selalu siap membantu aku, karena dia tau aku gak bisa apa-apa. Dia gak pernah menolak ajakan aku, bahkan sesibuk apapun dia, dia rela melepas semuanya demi memenuhi keinginan aku. Kalau aku melakukan kesalahan, dia gak pernah membuat aku khawatir akan itu, dia selalu memberi aku rasa tenang dan nyaman bersama dia.
Oh Tuhan, aku baru sadar akan hal itu, betapa indahnya cinta yang dia berikan. Betapa mulianya hati makhlukmu itu, Tuhan.. Mungkin aku akan sulit menemukan orang lain seperti dia. Tolong beritahu dia Tuhan, aku sangat berterima kasih telah mengenalnya, dan telah diajarkan arti sebenarnya tentang mencintai dan dicintai. Tapi ampunilah aku Tuhan, bahwa sampai saat ini, aku belum bisa sepenuhnya mencintai dia seperti dia mencintai aku. Aku terus berusaha, tapi hati kecil ini tak kuasa tuk diingkari. Hatiku masih saja ditempati oleh sosok masa lalu itu, dan sampai saat ini pun aku masih berharap tentangnya. Aku tak tau jika sampai dia mengetahui tentang ini yang sebenarnya, apakah cinta dia yang seperti itu masih sama. Setidaknya aku bersyukur sempat memiliki dia, orang yang paling tau bagaimana membuat diriku merasa sempurna.