Wednesday, January 18, 2012

Best Thing I Never Had

Beberapa tahun yang lalu, lebih tepatnya 4 setengah tahun yang lalu.. Mungkin berawal dari sana rasa yang ntah apa namanya ini tumbuh buat kamu. Aku pernah bercanda suka sama kamu, dan menjadikannya bahan candaan dan tawa aku dan teman-temanku. Tapi sekarang.. Perlu kamu tau, cuma kamu yang terlintas dipikiran aku. Oh tidak, tidak, kamu tak hanya melintas, tapi kamu tetap tinggal disana. Sesosok yang dingin, agak aneh terlihat dari luar, tapi itu yang menggugah hati aku ingin menyentuh hati kamu, apakah hatimu sedingin sikapmu?
Dear Sunshine.. Kamu ingat, setelah 3 tahun itu, akhirnya kita dipertemukan kembali. Semua kebetulan-kebetulan terjadi, dan aku yakin itu semua jalan dari Tuhan buat kita. Aku yakin apapun yang direncanakan Tuhan gak mungkin gak punya makna apa-apa. Aku sengaja menjauh dari semua orang-orang yang terbiasa didekatku. Aku menjauhi semuanya.. Aku masuk ke suatu tempat yang sama sekali tak aku rencanakan dengan siapapun. Aku ingin bersama orang-orang baru, berharap pikiran tentangmu dapat hilang sejenak dari otakku.
Tapi, aku gak tau ini keajaiban atau hanya sekedar 'kebetulan', akhirnya ditempat itu malah kita bisa bertemu, bahkan bersama. Cukup dekat untuk menggapaimu, cukup dekat untuk mengharapkanmu..
Ya, seandainya saja itu mudah. Seandainya. Mungkin hanya sampai pada batas 'seandainya'.
Waktu berlalu.. Dan tiba-tiba ada seorang teman yang tak terlalu mengenalku juga tak terlalu mengenalmu, dia mengatakan hal yang sulit aku percaya. Dia bilang, kamu minta aku supaya masuk ke tempat yang disebut 'sekolah' yang sama dengan sekolah yang ingin kamu masuki. Tapi, yang aku maksut kebetulan adalah, aku justru mengetahui itu semua saat aku sudah berada disana sendiri, tanpa keinginan siapapun. Dan pada awalnya aku berharap tak menemukan sosok siapapun yang aku kenal baik. Tapi kenapa, kenapa malah kamu? Kenapa kamu minta aku sama dengan kamu? Kenapa itu semua aku tau belakangan?......
Oke, awalnya aku pikir ini kebetulan. Hanya kebetulan. Tapi lebih kebetulan lagi ternyata kamu sekelas sama aku. Aku bener-bener gak habis pikir dengan ini semua. Kamu kesana juga gak bareng sama temen-temen kamu. Akupun juga. Dan kita sama2 gak tau...
Setahun itu bukan waktu yang sebentar untuk mengumpulkan kenangan dan ingatan. Tapi setahun itu juga bukan waktu yang cukup, jika aku bisa memilih..
Aku benar-benar merasa beruntung ditempat itu, mungkin saat itu aku merasakan yang namanya surga dunia. Karena aku bisa berada didekat kamu, setiap saat, aku bisa memandang wajah kamu, menatap mata kamu, dari jauh, dan kamu gak pernah tau, gak akan pernah tau. Ditambah lagi, aku dilengkapi dengan sesosok sahabat berhati malaikat disampingku. Dan aku yakin kamu tau siapa dia. Dia satu-satunya yang tau semua apa yang aku rasain sama kamu. Itu gak bisa dideskripsiin. Apalagi dijabarin. Perasaan aku ke kamu itu gak punya nama, dia lebih dari cinta, lebih dari sayang, walaupun tak saling memiliki, tapi hati aku udah kayak diyakinin sama Tuhan kalo kamu itu sama dengan aku.
Keyakinan aku berbanding terbalik dengan kenyataan yang kamu beri. Gak terhitung berapa kali kamu nyakitin hati ini, tapi gak terhitung pula makin besar rasa cinta sayang aku sama kamu. Semakin jatuh air mata ini, semakin kuat tekad dan keyakinan hati aku buat satu cinta, kamu.
Kita sempat pernah sangat dekat.. Dan itu hal terindah dalam momen hidup aku. Ntah itu punya makna atau tidak buatmu.
Aku semakin yakin saat aku mengingat cara kamu menatap aku, cara kamu meminta sama aku, cara kamu yang kadang seperti cemburu saat ada yang coba mendekati aku. Itu alasan terbesar aku tetap bertahan, karena dimatamu aku akan tetap tinggal.
Tapi kita, gak pernah bisa seutuhnya menjadi kita. Selalu ada cara orang yang selalu mengganjal. Sampai pada akhirnya, aku berada dititik lelah. Karena aku manusia, aku lelah. Aku lelah bertahan diatas keyakinan yang hanya aku sendiri yang meyakini, tanpa kamu berusaha untuk menguatkan keyakinan itu. Malah sebaliknya, kamu selalu menggoyahkannya.
Aku beruntung punya seorang sahabat berhati malaikat yang gak pernah bosan mendengarkan setiap kata-kata aku, yang didalamnya pasti ada nama kamu. Mengingat kamu itu udah kayak rutinitas buat aku, tanpa aku berusaha, aku akan terus melakukannya sendiri. Seperti cara kerja otot polos, ciri-ciri otot polos tidak perlu bekerja menunggu perintah dari otak, dia spontan, tapi...dia cepat lelah.
Yah, mungkin perjuangan aku 4 tahun itu belum seberapa. Tapi itu batas mampu aku.
Satu tahun aku sudah bisa berada didekatmu, dan orang yang aku sayangi.
Bagi aku itu udah cukup, cukup aku hidup dalam dunia aku sendiri, ya, aku membuat dunia sendiri yang tidak sama dengan dunia orang lain, karena didunia aku itu, cuma ada kamu, dan aku.
Akhirnya, aku memutuskan pergi, dari kamu, dari semua, dari kenangan, dari hal-hal terindah. Hal sepele dan hal terkecil dari kamu, itu nafas buat aku. Begitu penting. Bayangin kalo kamu sedetik aja gak nafas? Sama kayak aku tanpa kamu..
Aku pergi, bukan karena aku menyerah. Tapi aku lelah, lelah ganggu hidup kamu, lelah buat kamu gak nyaman karena aku. Aku pengen kamu hidup nyaman, bebas tanpa gangguan aku, tanpa pandangan aku yang selalu tertuju ke kamu.
Semenjak aku pergi, beberapa hati lain sudah keluar masuk kedalam hati kamu. Dan sekarang kamu sudah bersama sesosok hati yang mungkin mencintai kamu, dan mungkin dapat menjadi yang seperti kamu inginkan. Begitupun aku, sekarang aku sudah bersama seseorang yang mencintai aku. Mungkin sekarang lebih baik kita bersama orang yang mencintai kita, daripada orang yang kita cintai..
Tapi cukup kamu tau, walaupun aku bukan yang pertama masuk kehati kamu, tapi nanti aku yang akan terakhir dan tinggal selamanya disana.
Bagitupun kamu, disini, kamu tetap tinggal. Dulu, sekarang, esok, dan aku harap selamanya.
Kamu hal terbaik, terindah, yang gak pernah aku miliki :')

No comments:

Post a Comment